Aku memang sellau cemas ketika beliau akan pergi kemana pun,
sendiri!
*dikarenakan kakakku kerja dan ia tak bisa menyetir mobil*
Selang satu jam beliau kembali telpon, kini ia menanyakan
kendaraan yang harus ia gunakan untuk ke daerah bogor. Ku jelaskan hingga
beliau paham. (ah, beliau memang tak biasa krna terbiasa ada sosok papah yang
menemanin) Didetik ini kekhawatiranku semakin bertambah
Setelah aku makan pagi menjelang siang, kembali ia menelpon.
Kini beliau telah sampe ditempat tujuan, tapi sayangnya ada beberapa berkas
yang tertinggal dan memaksanya harus kembali ke tempat ini lagi dengan
keruwetannya. Dari nada suaranya aku tau ia lelah mengurus birokrasi seperti
ini. Ah, kalau saja ada aku, sudah pasti aku yang dengan cekatan mengurus ini
semua.
Tiba-tiba saja rasa khawatirku memuncak dan air mata ini
menetes begitu saja. Aku takut, takut beliau lelah dan sakit. Beliau tak
biasanya mengurus ini itu sendiri. Biasanya ada sosok pria gagah di dalam mobil
yang sudah menunggunya keluar dari pintu gerbang sekolah (kantornya) dan siap
membawanya kemana pun. Tapi kini, beliau tak bisa lagi hanya duduk manis di
dalam mobil, ia harus menyiapkan sekuat-kuat tenaganya untuk hal semacam ini.
Allah lindungi dan jaga beliau, ibuku, selalu! :*