Aku
lipat sajadah setelah shalat dhuha dan alquran yang selesai ku baca. Aku kembali
bersyukur, bersyukur untuk nikmat-Mu yang tak pernah henti kepadaku. Kembali
lagi Kau menegurku, ketika aku merasa rapuh kau tegur aku lewat cara lembutMu.
Ya, baru saja sebelum shalat dhuha tadi aku merasa sepi!
Sepi
karena bagiku ramadhan yang katanya bulan ampunan ini tak lagi semenarik
beberapa tahunn silam ketika ada papah! Sekali lagi terbesit dipikiranku andai
saja masih ada papah, andai ramadhan ini ada papah, rasanya seperti ada yang
kurang ramdhan yang ketiga kalinya tanpa papah. Ya Allah kenapa begitu cepat,
selalu itu yang jadi pertanyaanku ketika kerinduan kepada papah begitu
menggebu. Ah aku ingin seperti anak perempuan lain yang bisa tertawa lepas bersama
ayahnya, lalu aku? Ya memang dulu aku pernah seperti itu tapi kini tak akan
pernah lagi. Cobaan yang mungkin sebenarnya bukan cobaan. Karena setiap yang
datang pasti akan pergi layaknya papah.
Al- Huud:4 “karena Allah kembalimu, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Astagfirullah!
Ku ucapkan kata itu berkali-kali ketika sahabatku tiba-tiba saja mengirim pesan
betapa ia rapuh dengan keadaan keluarganya.
Hey
uti! Lihat lihat bukan Cuma lo aja yang punya cobaan tapi masih banyak yang
lain, dan mungkin cobaan lu gak ada apa-apanya dibanding orang lain. “gumam ku dalam hati’
Ketika
ku coba kuatkan sahabatku ini tanpa kusadari aku sedang menguatkan diriku
sendiri. Ah! Apa-apan si gue hidup kan emang selalu begini *selftoyor*
Atau
lihat, keluarga sahabat lo yang luarnya terlihat rapih tapi dalemnya rapuh,
berantakan yang gak akan pernah lu alamin ya karena selama ini Allah terlalu
sayang mencurahkan kebahagian ke papah dan mamih, ah bahkan melihat mereka
bertengkar saja jarang!
Atau
lihat, orang itu yang benar-benar sekalipun tidak tahu rasanya belaian kasih
sayang ayah, merasakan sahur,berbuka,dan shalat id bersama. Bahkan pegangannya
Cuma ibunya tapi apa? Ia begitu kuat! Kuat untuk hidupnya,mimpinya,dan ibunya!
Bersyukur
adalah cara termudah ketika kamu merasa jatuh, ketika kamu merasa kurang,
ketika kamu merasa sendiri. Aku bersyukur ya semestinya aku bersykur karena
masih ada mamih yang kuat yang tak pernah lelah untuk kami semestinya aku
bersyukur aku bisa berbakti kepada papah di masa terakhirnya dibulan puasa itu
bahkan tidur disebelahnya untuk terkahir kali. Betapa Allah begitu sayang
padaku ia biarkan aku menikamti masa-masa terkahir bersama papah sampai di
detik nafas terakhirnya, karena tidak semua orang di berikan Allah waktu
terbaik seperti itu. Kini, memang keluarga yang ku miliki pincang tanpa
kehadiran papah tanpa pegangan. Tapi hidup harus terus jalan dan bersabar
menjalani semuanya, dan aku tahu tanpa aku minta papah selalu ada di dekatkku
selalu berdoa untukku selalu tersenyum untukku selalu ikut bersedih ketika aku
berduka. Allhamdulilah, ucapku! Terimakasih ya Allah aku berada di tengah
keluarga ini, di tengah hamba-hambaMu dan Engkau yang selalu ada di dekatku.
Kehidupan akan indah pada waktunya, waktunya yang sudah Kau atur dengan sangat
cantik dan rapih dengan dibubuhin sedikit pemanisnya. Ya…..
Cobaan
itu tandanya Allah sayang kita! Simple kan cara Allah menyayangi kita.
Al-Huud:4
“dan
bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang berbuat kebaikan”